*****
The Dusty Sneakers: Kisah Kawan di Ujung Sana –
Teddy W Kusuma & Maesy Ang
Noura Books / 2014
“Kami akan menulis
pengalaman-pengalaman pribadi yang kami alami, perasaan-perasaan yang timbul,
obrolan-obrolan yang tercipta, orang-orang yang menarik yang kami jumpai, atau
refleksi-refleksi yang timbul darinya.”
Menegaskan kembali sepenggal kesepakatan di antara sepasang sahabat --yang
mencintai perjalanan dan kejutan yang ada di dalamnya--, meski buku ini adalah
tentang perjalanan, segera lupakanlah buku ini bila yang Anda cari adalah tips
dan trik memilih penginapan, rekomendasi kuliner khas destinasi wisata, ataupun
koleksi foto profesional dengan judul manis nan puitis. Namun bila yang Anda
cari adalah sebuah ide mengenai perjalanan, motivasi untuk melangkah lebih jauh
dan menghidupkan imajinasi, komparasi atas hasil refleksi diri, atau bahkan untuk
sekedar merasakan sensasi hangat saat bertanya pada diri sendiri ‘kapan saya
bertemu partner bepergian dan berbagi seserasi mereka?’; Anda wajib menyelesaikan
buku ini.
Dengan gaya penulisan yang ringan dan tidak terasa dibuat-buat, serta
keintiman yang membuat saya menangkap bahwa buku ini murni berasal dari gairah
pribadi dalam proyek personal mereka, thedustysneakers.com; Twosocks –si kawan
di Ujung Timur— sukses memerankan sisi kontemplatifnya lewat pendakian gunung
bersama sahabatnya, obrolan singkat mengenai kampung halaman bersama bibinya,
hingga dialog dengan sahabatnya di ujung sana; alih-alih Gypsytoes –si kawan di Ujung
Barat—sukses memerankan sisi imajinatifnya lewat pengalaman ruang saat berada
di Shakespeare and Co., pertemuan kecil mengejutkan dalam dunia yang kecil pula
(Un Piccolo Mondo), hingga fakta
mengenai pelecehan seksual yang memojokkan wanita dan masih terjadi hingga saat
ini.
“Banyak orang bisa menikmati
perjalanan, tapi sedikit yang bisa memaknainya.”,
merupakan kutipan yang saya baca di awal buku ini sebagai sebuah prolog
namun terus saya amini hingga buku ini berakhir, karena The Dusty Sneakers
–sebagai pejalan dan pencerita— sangat berhasil melakukan keduanya dalam tiap
jenis perjalanan mereka: baik sendiri maupun berdua; bersama kawan lama maupun
kawan baru; jauh maupun dekat; hingga perjalanan yang seringkali tidak kita
anggap sebagai perjalanan, yaitu keseharian.
Salam terhangat,
yuralasari
No comments:
Post a Comment