Lir presents: "On the Table - Exhibition Series"
------
(scroll down for english)
Kami mengartikan istilah "On the Table" di pameran dalam dua makna: 1. secara harfiah: di atas meja, dan 2. secara idiom: meletakkan subyek dan poin-poin untuk didiskusikan oleh kelompok. Apabila tahun lalu kami membuat pameran retrospektif untuk melihat ulang dan menanyakan pada diri sendiri "apa saja yang sudah kamu lakukan 4 tahun terakhir"; maka kali ini pertanyaan kami berkembang menjadi "setelah 5 tahun, apa yang akan kamu lakukan sekarang?".
Untuk menjawabnya, kami membedah berbagai kegiatan yang diinisiasi Lir dan menjadi kepedulian utama kami saat ini ke dalam tiga pameran yang berbeda: 1. The Observant Club yang merupakan platform riset kuratorial yang kami mulai sejak tahun lalu, 2. Independent Book Making Club yang coba kami hidupkan kembali dengan sebuah pameran buku yang sekaligus menjadi spion untuk melihat ke belakang dan mengingat sejarah ruang, ketertarikan atas buku, dan bentuk buku sebagai medium karya dan ruang pamer alternatif , serta 3. Exhibition Laboratory yang merupakan platform 'sekolah liar' yang berbentuk laboratorium penciptaan karya seni dan pameran tunggal.
Secara harfiah dan sederhana, seluruh pameran akan ditampilkan di atas meja sebagai alternatif atas dinding. Ketika sebuah ruang alternatif kerap mendapatkan pertanyaan "alternatif atas apa?", maka pertanyaan sulit tersebut kami jawab dengan bermain-main. Pada akhirnya, gagasan atas ruang alternatif membebaskan gagasan atas ruang pamer dan memperluas cakupan bentuknya. Galeri bisa tidak berbentuk galeri, dipindah ke jalanan, ruang privat, ataupun dimampatkan dalam bentuk buku. Dinding ruang pamer bisa digantikan perannya oleh pepohonan, facade gedung, atau dalam hal ini: di atas meja! Menjadi alternatif memberikan kebebasan untuk memilih jalur-jalur yang tidak biasa. Kali ini kami menggabungkan keduanya dan mempresentasikan separuh seri pameran ini di dalam sebuah galeri white-cube yang berlokasi di kompleks situs bersejarah di dunia seni rupa Jogja. Karena, bagaimanapun, sebuah ruang seni alternatif memiliki kebebasan untuk menapakkan kedua kaki di atas dua tanah yang berbeda, bukan?
Selain itu, kami pun menikmati kemiripan ruang Lir dengan sebuah meja: sifatnya yang lebih intim, ruang yang terbatas dan cenderung sempit, serta sifatnya yang dekat dengan keseharian dan mudah dijangkau tanpa adanya teror ruang. Bagi kami, meja juga memungkinkan adanya interaksi dan mengundang orang untuk melakukan kegiatan di atasnya. Baik dalam presentasinya sebagai meja makan, meja belajar, meja kedai, hingga meja praktek dalam rangkaian pameran ini; seluruhnya merupakan cerminan atas Lir dan kedekatannya dengan elemen makanan, ruang belajar kelompok, keberadaan kedai dan adanya ruang bertemu untuk berinteraksi, mencatat, bertanya, dan membuat kesimpulan.
Dalam pameran pertama "The Observant Club's Fine (Art) Dining", adanya sebuah performative exhibition menjadi inti dari pameran ini dan berfungsi sebagai pendidikan seni alternatif. Sejumlah duta seni rupa akan diundang ke sebuah jamuan makan yang menampilkan karya-karya seni berbasis makanan. Lini masa keluarnya karya tersebut dalam sejarah seni rupa Indonesia ditampilkan dalam urutan makan dalam three-course dining. Saat pertunjukan sedang tidak berlangsung, terdapat pameran dokumentasi dan modul pelengkap bagi karya ini.
Dalam pameran kedua "(Not a) Book (but a) Show", sejumlah seniman diundang untuk membuat 'pameran tunggal' yang diwujudkan dalam sebuah 'ruang pamer' yang berbentuk buku. Maka dalam pameran buku ini; buku dilihat sebagai ruang pamer, sebagai pameran itu sendiri, maupun sebagai karya final berbentuk artist book.
Dalam pameran ketiga "Exhibition Laboratory Representative Duel/Duet", dua seniman lulusan Exhibition Laboratory #1 dan #2 diundang untuk mengembangkan proyek mereka masing-masing yang dulu dipamerkan dalam pameran tunggal di Lir.
Seluruh pameran ini dibuat untuk dinikmati perlahan dengan kedekatan fisik dan adanya interaksi. Kami juga memamerkan rangkaian pameran ini di dua lokasi untuk memperkenalkan kerja kuratorial Lir yang kini dilakukan secara kolektif dalam sebuah tim kuratorial. Hal tersebut memungkinkan kami membuat pameran dalam kerangka kuratorial Lir di lokasi lain di luar Lir Space. Maka, catat tanggal dan lokasi pameran; dan selamat menikmati!
-----
(english)
We translate the term "On the
Table" as: 1. literally: on the table, and 2. by its idiom:
subject to submitted as a point of discussion by the group. Last year, we made
a retrospective exhibition to look back and ask ourselves "what have you
done in the past 4 years?"; now our question evolves to "after 5
years, what are you planning to do?".
To answer the question, we review previous
projects we initiated that have become our main concern and present it in three
different exhibitions: 1/ The Observant Club -a curatorial research platform we
started last year, 2/ Independent Book Making Club -a club we are trying to
revive with a book show that also become a rearview mirror to look back and
remember the history of our space, our interest in books, and the form of book
as a chosen medium and alternative exhibition space, also 3/ Exhibition
Laboratory -our 'wild school' platform in form of a laboratory for creating
artwork and solo exhibition.
Quite literally and simply, all
exhibitions will be presented on the table as an alternative of the wall. When
an alternative artspace often face a question of "being an alternative of
what?"; we decided to answer the difficult question playfully. At the end,
the idea of an alternative space liberated the notion of an exhibition space
and broadens the scope of its form. A gallery can be gallery-less, presented on
the street, private area, or even compressed into a book. The wall of an
exhibition space can fully perform its function on a tree, on a facade of a
building, and in this case: on the table! Being 'the alternative' gives freedom
to choose unusual path. This time, we combine the two and present half of the
series inside a white cube gallery located on an art historical site in Jogja.
Because, well, an alternative space has such freedom to step both feet on
different ground, right?
Aside from that, we like the
likeliness of Lir as a space with a table: it is intimate, the space is limited
and even narrow, and its nature is close with the daily life and approachable
without that certain 'terror' of an artspace. For us, the wall makes
interaction possible and invites people to make and do things on it. Whether it
is presented as a dining table, a desk, a counter, or a practice table; all of
which are becoming the reflection of Lir's affair with food, study group, the
presence of a shop and gathering space to interact, take notes, ask, and draw a
conclusion.
In the first exhibition "The
Observant Club's Fine (Art) Dining", a performative exhibition become the
whole essence of this exhibition and have a role in becoming an alternative art
education. A number of visual art free-agents are invited on a dining party
that will present edible food-based fine art. The timeline of those works in
the Indonesian art history will be presented on three-course dining
arrangement. When the performance is not present, a documentation and supplementary
module will be exhibited as part of this work.
The second exhibition in the series
"(Not a) Book (but a) Show", several artists are invited to make
'solo exhibition' in form of book as 'exhibition space'. Thus, in this book
show; book is an exhibition space, an exhibition, and an artist-book as final
artwork presentation.
The third exhibition
"Exhibition Laboratory Representative Duel/Duet", two young artists
graduated from Exhibition Laboratory #1 and #2 are invited to develop their projects
that were exhibited in their solo exhibition at Lir.
The whole exhibition series is made
to be enjoyed slowly with a physical proximity and interaction. We also exhibit
this series in two different locations to introduce our collective curatorial
work as a curatorial team under Lir’s name. It allows us to create projects in
Lir's curatorial platform at other location outside Lir Space. So, save the
date and exhibition location; and enjoy the show!
-----
Exhibition | Pameran
On the Table : 01 - "The Observant Club's Fine (Art) Dining"
(a performative exhibition | an alternative art education)
Mella Jaarsma | Agung Kurniawan | Alfin Agnuba | and other collaborators
May 24 - June 7, 2016 @ Lir Space
On the Table: 02 - "(Not a) Book (but a) Show"
(book as an exhibition space | book as an exhibition)
Edita Atmaja | Iwan Effendi | Mamuk
Ismuntoro | Pasangan Baru x Alexander Reza | Stereoflow | Terra Bajraghosa | Yonaz
Kristy Sanjaya | Yudha Sandy x Shigeru Joji x Linda Soetomo
24 May - 7 June, 2016 @ Jogja
Contemporary
10 June - 24 June, 2016 @ Lir Space
On the Table: 03 - "Exhibition Laboratory Representative Duel/Duet"
(two Ex.Lab. artists | one show)
Alfin Agnuba and Isnen Bahar
Sasmoyo
10 - 24 June, 2016 @ Jogja
Contemporary
Kompl.Jogja National Museum
Jl.Prof.Ki Amri Yahya no.1