Wednesday, May 2, 2012

April Report: Tote Em All


*****

Tote Em All: Sebuah Pengantar Instan

Ketika Ican Harem datang kepada kami dan menawarkan sebuah ide pameran yang hanya berlangsung sehari saja, berbagai pertanyaan timbul sebagai respon ide tersebut. Kenapa hanya satu hari?  Kenapa tote bag? Seperti apa bentuk pamerannya?


Bagi Ican, sebuah pameran adalah tentang pembukaannya semata. Ibaratnya sebuah prosesi pernikahan, pameran baginya adalah proses yang disiapkan berbulan-bulan dan hanya akan dinikmati selama beberapa jam dalam resepsinya. Baginya, mengapa tidak membuat pameran yang hanya berlangsung pembukaannya saja lalu bisa dilupakan begitu saja.

Selain itu, Ican juga mencoba mengkritik gaya hidup pasar yang serba instan. Produk dan merek-merek baru bermunculan dengan cepat, dikenal segera setelah melalui masa penetrasi pasar, dan menghilang secepat kemunculannya. Isu-isu, merek, produk, dan kehidupan pun berjalan secepat gerakan lini masa.

Di sisi lain, ia seperti membangun sebuah ironi dengan menawarkan pameran artist merchandise yang dikemas dengan semangat perlawanan atas budaya konsumerisme dan kecepatan laju pasar. Artist merchandise yang berupa tote bag ini merupakan hasil kolaborasinya dengan Gitcha, sedangkan emblem yang juga berfungsi sebagai label produknya merupakan respon dari beberapa street artist Yogyakarta seperti Rolly Love Hate Love, Gandi, Here Here, Yudha Matirasa, dan lain-lain.

Dalam prosesnya, berbagai pertimbangan dan penyesuaian dilakukan untuk kenyamanan kedua belah pihak. Entah disadari atau tidak, Ican Harem yang lekat dengan imagenya sebagai frontman band eksperimental metal Cangkang Serigala memang sedikit kontras dengan image Lir selama ini. Adalah sebuah proses yang menyenangkan dalam menentukan irisan yang pas bagi kedua belah pihak.

Dalam pameran ini, Ican Harem seperti ditarik masuk ke sebuah dunia yang lebih quirky dan 'manis'.  Alih-alih mengadakan live music di halaman belakang, kami sepakat untuk menggantinya dengan live sewing bersama Kiky "Hello Bleu" beserta mesin jahitnya yang dinamakan Ahmad. Selain itu, Ican akan mengajak beberapa pengunjung untuk merespon kardus-kardus pizza kemasan tote bag-nya dan melakukan live drawing. Sekali ini, pembukaan pameran diadakan tanpa hura-hura dan memang dimaksudkan untuk menghilang begitu saja, produknya dibuat untuk segera habis dan dilupakan, diluncurkan untuk dimatikan.

Maka selamat menikmati dan menjadi bagian dari sejarah instan yang dibangunnya!
(Mira Asriningtyas - Lir Space)



*****

  











 


*****

No comments: